Lensa Bowo Rahmanto
Sunday, June 29, 2014
Touring Rancabuaya
Pagi jam 5:30 start dari rumah menuju Rancabuaya. Jalanan masih sepi. Jadi motor bisa di geber 100 km per jam. Dari bandung via buah batu terus menuju banjar. Di banjar sudah mulai ramai, karena banyak pabrik yang mauk pagi juga. Di banjar cari pertamax, tapi kosong. Yah terpaksa nyari ke pangalengan.
Dari banjar belok kiri menuju pangalengan. Jalanan mulai menanjak dan cukup bagus. Rekomendasi untuk meliuk liuk dan mereng mereng. Tapi jangan kaget kalau tiba tiba di salib mio. ha ha ha. Jalanannya kurang lebar bro.
Di pangalengan nyari pom bensin pertamax tapi kosong. Ya sudah isi dengan premium saja. Isi penuh trus langsung ke rancabuaya via situ cileunca. Menyusuri situ cileunca..... kebun teh yang hijau dan pemandangan yang indah di perbatasan kabupaten bandung dan garut. Memasuki garut jalanan sesang di perbaiki. Mungkin saat tulisan ini di buat jalanannya sudah mulus.
Jam 8 perut teraa lpar. Mampir ke rumah maka ayam kampung. Habis makn perjalanan diteruskan. Antara cisewu sampai rancabuaya jalanan cukup enak tapi perlu hati hati karena tahu tahu jalanan belok dan naim turun. Sampai rancabuaya jam 9 pagi. Masih sepi.....
ER6, Versys wanna be
Thursday, May 24, 2012
Kawasaki ER6N 2012 dengan Sidebox
Kawasaki Indonesia pada bulan November 2011 telah meluncurkan produk barunya yaitu kawasaki Ninja 650 dan kawasaki er6n.
Setelah melihat dan test drive, saya tertarik untuk membelinya. Melalui indent 1 bulan, motor yang ditunggu-tunggu akhirnya di anter ke rumah.
Dilihat-lihat memang menarik modelnya.... Gagah. Penasaran, dinaiki dan starter di nyalakan. Brummmmm suaranya keras, lebih ngebas jika rpm di atas 4000. Akselerasinya memuaskan, seakan tidak pernah kehabisan tenaga. Mantab sekali.
Coba di geber, dalam sekejap sudah 150 km per jam. Padahal masih gigi ke 5, belum sampai gigi ke 6. Wow .... tinggal kuatkan nyali saja untuk mengendarai motor ini.
Pasang Sidebox
Untuk menunjang touring, perlengkapan motor perlu di tambah terutama sidebox. Saya pilih sidebox untuk motor ini merek GIVI V35. Karena motor baru, maka mountingnya belum ada. Akhirnya ke bengkel untuk bikin mountingnya. Biar serasi dengan warna motor yang Ijo lime, side box juga di cat senada dengan motor. Pasang dudukan Galaxy Tab Touring tanpa tambahan GPS sepertinya kurang lengkap. Untuk memanfaatkan gadget yang dimiliki, saya buatkan dudukan Galaxy Tab di atas speedometer. Sekarang motor siap untuk touring.
Untuk menunjang touring, perlengkapan motor perlu di tambah terutama sidebox. Saya pilih sidebox untuk motor ini merek GIVI V35. Karena motor baru, maka mountingnya belum ada. Akhirnya ke bengkel untuk bikin mountingnya. Biar serasi dengan warna motor yang Ijo lime, side box juga di cat senada dengan motor. Pasang dudukan Galaxy Tab Touring tanpa tambahan GPS sepertinya kurang lengkap. Untuk memanfaatkan gadget yang dimiliki, saya buatkan dudukan Galaxy Tab di atas speedometer. Sekarang motor siap untuk touring.
Wednesday, March 7, 2012
Gudeg Kaleng Bu Tjitro (Citro)
Gudeg Kaleng merupakan oleh-oleh khas yogyakarta yang baru.
Biasanya jika kita akan membawa oleh-oleh berupa gudeg harus ditempatkan di kendil atau di "besek" dan ini tidak awet. Paling hanya tahan 1 hari.
Dengan adanya gudeg kaleng, maka kendala ketahanan dapat terpecahkan. Gudeg kaleng ini bisa tahan sampai 1 tahun. Penelitiannya kerjasama antara Gudeg Tjitro dan LIPI.
Harga gudeg kaleng Rp 20.000 per kaleng. Cukup mahal kah? Isinya dalam 1 kaleng ada gudeg, 1 telur, sedikit krecek dan ayam suwir sedikit sekali. Satu kaleng bisa untuk 2 orang, tapi idealnya untuk 1 orang.
Sayangnya belum nemu gudeg kaleng keluaran Yu Djum. Gudengnya bu Tjitro menurut saya masih kalah manteb bumbunya dibanding gudeg Yu Djum.
Untuk mendapatkan gudeg kaleng bu Tjitro bisa datang langsung ke resorannya di jalan Janti yogyakarta pas pengkolan.
Monday, February 20, 2012
Nissan Juke RX
Nissan baru saja mengeluarkan mobil crossover terbarunya yaitu nissan juke.
Setelah indent selama 1 bulan mobil baru datang, juke rx warna putih.
Ketika liat di mall, liar ekterior menarik tetapi ketika masuk kabinnya terasa sempit, jadinya di urungkan. Liat lagi di lain kesempatan rapi rasanya sempit dan ragu untuk ambilnya. Maklum biasa pake Hyundai H1. Pas liat di mall BSM di kasih undangan untuk test drive. Niat saya datang ke dealer sukarno hatta untuk test drive nissan elgrand, tapi barangnya nggak ada. Akhirnya dari pada penasaran test drive yang ada aja yaitu nissan juke. Rombongan nyobain nissan juke keliling komplek mekar wangi. Rasanya cukup nyaman dan manteb bahkan bisa di bilang lebih manteb di banding jazz rs kami.
Exterior
Eksterior dari Nissan Juke ini memang diluar pakem kebanyakan mobil. Ada yang suka ada yang benci. Nggak tau lah mana yang bener, tapi saya suka he he he.
Roda besar ala suv sangat cocok untuk jalanan di Indonesia yang masih banyak lubang dan banjir. Lampu belakang ala nissan fairlady .... keren. Bentuk Coupe pasti akan dilirik orang kalau lewat apalagi warna putih.
Interior
Interior juke cukup menarik. Head Unit sudah 2 din dan tauch screen. Bisa koneksi bluetooth dan wifi. Kl kita punya wifi, bisa dikoneksikan dan berinternet ria di mobil, tapi jangan pas nyetir .... bahaya.
Juke menggunakan transmisi CVT yang lembut. Tidak ada hentakan.... enak sekali.
Tersedia mode Normal, Sport dan Eco. Kalau mau jalan normal pilih mode normal. Kalau ingin bergaya schumacher pilih mode Sport. Tenaga dan RPM langsung berubah. Nah kalau lagi macet pilih eco, sayang bensinnya di buang-buang.
AC sudah otomatis, kita tinggal setting temperatur yang diinginkan.
Jok Depan bergaya balap, pas di badan saya yang 97kg ini. Sayangnya di Jok belakang terlalu sempit. Cocoknya buat anak-anak saja. Pandangan atau visibilitinya kurang karena Pilar A terlalu besar. Tempat penyimpanan barang-barangnya kurang banyak semacam cup holder, tempat nyimpen kartu tol dan lainnya.
Mesin dan performa
Mesin CVT sangat nyaman dan halus lembut. Tapi kalau di seting di mode Sport baru terasa halus dan galak. Sangat responsif sekali. Setir yang ringan sangat enak untuk di ajak bermanufer ria di jalan nagrek sampai malangbong. Nikmat sekali bermain main dengan nissan juke ini. Kalau kurang tenaga tinggal tekan tombol overdrive.
Setelah indent selama 1 bulan mobil baru datang, juke rx warna putih.
Ketika liat di mall, liar ekterior menarik tetapi ketika masuk kabinnya terasa sempit, jadinya di urungkan. Liat lagi di lain kesempatan rapi rasanya sempit dan ragu untuk ambilnya. Maklum biasa pake Hyundai H1. Pas liat di mall BSM di kasih undangan untuk test drive. Niat saya datang ke dealer sukarno hatta untuk test drive nissan elgrand, tapi barangnya nggak ada. Akhirnya dari pada penasaran test drive yang ada aja yaitu nissan juke. Rombongan nyobain nissan juke keliling komplek mekar wangi. Rasanya cukup nyaman dan manteb bahkan bisa di bilang lebih manteb di banding jazz rs kami.
Exterior
Eksterior dari Nissan Juke ini memang diluar pakem kebanyakan mobil. Ada yang suka ada yang benci. Nggak tau lah mana yang bener, tapi saya suka he he he.
Roda besar ala suv sangat cocok untuk jalanan di Indonesia yang masih banyak lubang dan banjir. Lampu belakang ala nissan fairlady .... keren. Bentuk Coupe pasti akan dilirik orang kalau lewat apalagi warna putih.
Interior
Interior juke cukup menarik. Head Unit sudah 2 din dan tauch screen. Bisa koneksi bluetooth dan wifi. Kl kita punya wifi, bisa dikoneksikan dan berinternet ria di mobil, tapi jangan pas nyetir .... bahaya.
Juke menggunakan transmisi CVT yang lembut. Tidak ada hentakan.... enak sekali.
Tersedia mode Normal, Sport dan Eco. Kalau mau jalan normal pilih mode normal. Kalau ingin bergaya schumacher pilih mode Sport. Tenaga dan RPM langsung berubah. Nah kalau lagi macet pilih eco, sayang bensinnya di buang-buang.
AC sudah otomatis, kita tinggal setting temperatur yang diinginkan.
Jok Depan bergaya balap, pas di badan saya yang 97kg ini. Sayangnya di Jok belakang terlalu sempit. Cocoknya buat anak-anak saja. Pandangan atau visibilitinya kurang karena Pilar A terlalu besar. Tempat penyimpanan barang-barangnya kurang banyak semacam cup holder, tempat nyimpen kartu tol dan lainnya.
Mesin dan performa
Mesin CVT sangat nyaman dan halus lembut. Tapi kalau di seting di mode Sport baru terasa halus dan galak. Sangat responsif sekali. Setir yang ringan sangat enak untuk di ajak bermanufer ria di jalan nagrek sampai malangbong. Nikmat sekali bermain main dengan nissan juke ini. Kalau kurang tenaga tinggal tekan tombol overdrive.
Tuesday, December 27, 2011
Dagadu dan Tukang Becak
Hampir di semua ruas jalan di Jogja, pasti kita temukan becak-becak yang lalu-lalang ataupun parkir menanti penumpang. Selain sebagai kendaraan para wisatawan yang sedang melancong ke Jogja, becak juga masih diperlukan oleh masyarakat Jogja untuk bepergian jarak dekat. Seperti Ibu-Ibu yang hendak berbelanja ke pasar, antar-jemput anak sekolah, ataupun karyawan kantor yang ingin jalan saat istirahat tetapi malas mengeluarkan kendaraannya sendiri (hehehe..kalau yang terakhir ini sih aku banget!!!).
Selain berfungsi sebagai tukang antar-jemput, Tukang Becak atau yang aku lebih sering sebut Pak Becak juga berfungsi sebagai pemandu wisata. Cukup banyak wisatawan yang terbantu dengan panduan Pak Becak. Bagi wisatawan yang belum pernah ke Jogja, mereka tinggal bertanya kepada pak Becak "Kalau mau cari bakpia dan gudeg dimana ya pak?" atau "Bisa antar saya beli kaos Dagadu?". Maka Pak Becak akan mengantar wisatawan menuju tempat yang dimaksud.
Kondisi di atas tentu saja ditanggapi dengan cepat oleh para pelaku bisnis. Pak Becak dinilai mempunyai potensi sebagai agen promosi untuk menawarkan barang dagangan mereka. Maka terjadilah perjanjian kerja antara Pak Becak dengan para pedagang makanan dan souvenir. Dengan membawa wisatawan/pembeli ke toko mereka, maka Pak Becak akan endapatkan fee. Hal ini mendatangkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya tentu saja wisatawan cukup terbantu dalam mencari barang-barang yang dia inginkan, namun negatifnya belum tentu barang yang dia dapatkan itu yang asli atau berkualitas terbaik karena Pak Becak akan mengarahkan wisatawan kepada rekan bisnisnya, tidak selalu pada alamat yang seharusnya.
Misalnya saja DAGADU
. Produknya telah menjadi salah satu identitas Jogja dan dicari oleh setiap wisatawan yang datang ke Jogja. Karena terkenal dan larisnya DAGADU maka muncullah produk-produk DAGADU palsu bagaikan jamur di musim hujan. Entah itu di emperan Malioboro, pasar Beringharjo, sekitar alun-alun utara sampai Ngasem, dan di tempat-tempat wisata lainnya. Padahal DAGADU asli hanya ada di basement Malioboro Mall dan di jalan Pakuningratan. Tapi jika kita bertemu dengan Pak Becak niscaya bukan ke Malioboro Mall atau ke Pakuningratan kita akan dibawanya.
Cara Pak Becak dalam menawarkan jasanya juga cukup agresif. Coba saja anda pergi ke Malioboro Mall (dimana counter DAGADU berada). Setelah keluar dari mall, pasti anda akan diserbu oleh Pak Becak yang menawarkan jasanya. "Mau ke DAGADU mas, mbak. Atau mau Cari Bakpia Pathuk? Geplak? Monggo saya antar ke pusatnya 5000 saja," demikian kalimat penawaran standar mereka. Dan tawaran ini disampaikan pada semua orang yang keluar mall tanpa memperhatikan keadaan orang yang ditawari. Biarpun orang itu terlihat memakai jaket, membawa tentengan tas belanja dan berjalan menuju parkiran motor, tetap saja akan dikejar dengan tawrannya.
Seperti yang pernah aku alami. Suatu ketika aku dan seorang teman (yang pada saat itu sedang istirahat dari tugas jaga di GADAGU) keluar dari mall. Tanpa memperhatikan kaos DAGADU yang dikenakan temanku, Pak Becak langsung menawarkan jasanya. "Mari Mbak, mau ke DAGADU? bakpia Pathuk? 5000 saja," Kontan teman-ku emosi dan menjawab dengan bahasa JAwa yg kalau diterjemahkan kira-kira begini "Mau ke DAGADU mana? Lha wong DAGADU-nya ada di mall ini?" jawabnya. Pak Becak tidak mau kalah "ini pusatnya mbak, di Ngasem, disana banyak sekali pilihan barangnya" Dengan muka yang merah menahan marah temanku lalu menyeretku pergi sambil berkata pada Pak Becak "Pak, ga liat apa ini kaos saya DAGADU asli, jadi saya tau dimana pusat DAGADU yang ASLI, karena saya kerja di DAGADU!!!!". Dan terdiamlah Pak Becak.
Hal ini tentu saja perlu diwaspadai oleh wisatawan yang datang ke Jogja, agar lebih berhati-hati terhadap tawaran Pak Becak dan lebih banyak mempelajari tujuan wisata sebelum berwisata agar mendapatkan kepuasan yang maksimal.
Selain berfungsi sebagai tukang antar-jemput, Tukang Becak atau yang aku lebih sering sebut Pak Becak juga berfungsi sebagai pemandu wisata. Cukup banyak wisatawan yang terbantu dengan panduan Pak Becak. Bagi wisatawan yang belum pernah ke Jogja, mereka tinggal bertanya kepada pak Becak "Kalau mau cari bakpia dan gudeg dimana ya pak?" atau "Bisa antar saya beli kaos Dagadu?". Maka Pak Becak akan mengantar wisatawan menuju tempat yang dimaksud.
Kondisi di atas tentu saja ditanggapi dengan cepat oleh para pelaku bisnis. Pak Becak dinilai mempunyai potensi sebagai agen promosi untuk menawarkan barang dagangan mereka. Maka terjadilah perjanjian kerja antara Pak Becak dengan para pedagang makanan dan souvenir. Dengan membawa wisatawan/pembeli ke toko mereka, maka Pak Becak akan endapatkan fee. Hal ini mendatangkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya tentu saja wisatawan cukup terbantu dalam mencari barang-barang yang dia inginkan, namun negatifnya belum tentu barang yang dia dapatkan itu yang asli atau berkualitas terbaik karena Pak Becak akan mengarahkan wisatawan kepada rekan bisnisnya, tidak selalu pada alamat yang seharusnya.
Misalnya saja DAGADU
. Produknya telah menjadi salah satu identitas Jogja dan dicari oleh setiap wisatawan yang datang ke Jogja. Karena terkenal dan larisnya DAGADU maka muncullah produk-produk DAGADU palsu bagaikan jamur di musim hujan. Entah itu di emperan Malioboro, pasar Beringharjo, sekitar alun-alun utara sampai Ngasem, dan di tempat-tempat wisata lainnya. Padahal DAGADU asli hanya ada di basement Malioboro Mall dan di jalan Pakuningratan. Tapi jika kita bertemu dengan Pak Becak niscaya bukan ke Malioboro Mall atau ke Pakuningratan kita akan dibawanya.
Cara Pak Becak dalam menawarkan jasanya juga cukup agresif. Coba saja anda pergi ke Malioboro Mall (dimana counter DAGADU berada). Setelah keluar dari mall, pasti anda akan diserbu oleh Pak Becak yang menawarkan jasanya. "Mau ke DAGADU mas, mbak. Atau mau Cari Bakpia Pathuk? Geplak? Monggo saya antar ke pusatnya 5000 saja," demikian kalimat penawaran standar mereka. Dan tawaran ini disampaikan pada semua orang yang keluar mall tanpa memperhatikan keadaan orang yang ditawari. Biarpun orang itu terlihat memakai jaket, membawa tentengan tas belanja dan berjalan menuju parkiran motor, tetap saja akan dikejar dengan tawrannya.
Seperti yang pernah aku alami. Suatu ketika aku dan seorang teman (yang pada saat itu sedang istirahat dari tugas jaga di GADAGU) keluar dari mall. Tanpa memperhatikan kaos DAGADU yang dikenakan temanku, Pak Becak langsung menawarkan jasanya. "Mari Mbak, mau ke DAGADU? bakpia Pathuk? 5000 saja," Kontan teman-ku emosi dan menjawab dengan bahasa JAwa yg kalau diterjemahkan kira-kira begini "Mau ke DAGADU mana? Lha wong DAGADU-nya ada di mall ini?" jawabnya. Pak Becak tidak mau kalah "ini pusatnya mbak, di Ngasem, disana banyak sekali pilihan barangnya" Dengan muka yang merah menahan marah temanku lalu menyeretku pergi sambil berkata pada Pak Becak "Pak, ga liat apa ini kaos saya DAGADU asli, jadi saya tau dimana pusat DAGADU yang ASLI, karena saya kerja di DAGADU!!!!". Dan terdiamlah Pak Becak.
Hal ini tentu saja perlu diwaspadai oleh wisatawan yang datang ke Jogja, agar lebih berhati-hati terhadap tawaran Pak Becak dan lebih banyak mempelajari tujuan wisata sebelum berwisata agar mendapatkan kepuasan yang maksimal.
Subscribe to:
Posts (Atom)